Meskipun sebagian besar anggota kepolisian bertugas dengan profesional, masih ada oknum yang memanfaatkan jabatannya untuk memeras pengendara. Modus pungutan liar (pungli) sering terjadi saat razia di jalan, di mana oknum polisi memanfaatkan situasi untuk mendapatkan uang secara tidak sah. Artikel ini akan membahas ciri-ciri oknum polisi nakal, modus yang sering digunakan, serta cara melindungi diri dari praktik pungli.
Ciri-Ciri Oknum Polisi yang Melakukan Pungli
-
Melakukan Razia di Luar Jadwal Operasi
Razia biasanya dilakukan pada waktu dan lokasi tertentu sesuai dengan program kepolisian. Jika Anda dihentikan di tempat atau jam yang tidak biasa, waspadai kemungkinan ini adalah tindakan oknum. -
Tidak Memberikan Bukti Pelanggaran yang Jelas
Polisi yang profesional akan menjelaskan pelanggaran yang dilakukan dengan rinci dan menunjukkan bukti, seperti foto atau catatan radar. Jika mereka hanya mengatakan “Anda melanggar” tanpa penjelasan, ini bisa menjadi tanda pungli. -
Menawarkan Penyelesaian dengan Uang Tunai
Modus klasik adalah dengan mengatakan, “Mau tilang atau damai?” atau “Kita selesaikan di tempat saja.” Ini adalah upaya untuk meminta uang tanpa melalui proses resmi. -
Tidak Menggunakan Alat Bukti yang Sah
Saat melakukan tilang, polisi harus menggunakan peralatan resmi seperti speed gun atau body camera. Jika mereka hanya mengandalkan kata-kata tanpa alat bukti, kemungkinan besar ini adalah upaya pemerasan. -
Bersikap Terlalu Agresif atau Tidak Sopan
Oknum yang berniat memeras sering kali menggunakan tekanan psikologis, seperti mengancam atau berbicara dengan nada tinggi, agar pengendara takut dan menuruti permintaan mereka.
Modus Pungli yang Sering Terjadi
-
“Tilang Palsu”
Oknum mengaku akan menilang, tetapi kemudian menawarkan opsi “damai” dengan membayar sejumlah uang. Padahal, mungkin saja tidak ada pelanggaran yang benar-benar terjadi. -
“Biaya Administrasi Tambahan”
Mereka mengklaim ada biaya tambahan yang harus dibayar selain denda resmi, seperti “biaya proses cepat” atau “uang rokok.” -
“Surat Kendaraan Tidak Lengkap”
Meskipun semua dokumen lengkap, oknum polisi mungkin mengaku ada yang kurang dan meminta uang untuk menutupinya. -
“Razia Spontan di Jalan Sepi”
Mereka sengaja beroperasi di jalan yang sepi atau malam hari agar sulit dilaporkan dan korban lebih mudah dipengaruhi.
Cara Menghindari dan Melawan Pungli
-
Pastikan Selalu Membawa Dokumen Lengkap
SIM, STNK, dan KTP harus selalu siap untuk diperiksa. Jika semua dokumen valid, oknum akan kesulitan mencari alasan untuk memeras. -
Minta Bukti dan Keterangan Resmi
Jika dituduh melanggar, mintalah bukti seperti foto radar atau catatan pelanggaran. Jangan terima hanya berdasarkan omongan. -
Tolak Memberikan Uang Tunai
Tegaskan bahwa Anda hanya akan membayar denda melalui bank atau sistem elektronik resmi kepolisian. -
Rekam Interaksi dengan Polisi
Jika memungkinkan, rekam percakapan atau ambil foto identitas polisi yang menghentikan Anda. Ini bisa menjadi bukti jika terjadi pemerasan. -
Laporkan ke Atasan atau Komisi Kepolisian
Jika Anda yakin menjadi korban pungli, catat nomor pangkat atau nama polisi tersebut dan laporkan ke Polda setempat atau Kompolnas.
Kesimpulan
Praktik pungli oleh oknum polisi merugikan masyarakat dan merusak citra institusi kepolisian. Dengan mengenali ciri-ciri dan modusnya, kita bisa lebih waspada dan mengambil langkah untuk melindungi diri. Selalu ingat bahwa memberikan uang kepada oknum hanya akan memperburuk masalah. Lebih baik menyelesaikan pelanggaran (jika ada) melalui prosedur resmi daripada terjebak dalam pungli.